Medan dimulai sebagai sebuah desa bernama Kampung Medan (Desa Medan). Kampung Medan didirikan oleh Guru Patimpus sekitar 1590. Karena Kampung Medan duduk di Deli Tanah (Tanah Deli), Kampung Medan juga disebut sebagai Medan-Deli. Lokasi asli Kampung Medan adalah daerah di mana Sungai Deli bertemu Sungai Babura.
Berdasarkan buku harian dari pedagang Portugis di awal abad 16, itu menyatakan bahwa nama Medan sebenarnya berasal dari Madinah yang notabene adalah kota suci di barat Arab Saudi. Namun, sumber lain menunjukkan bahwa nama Medan sebenarnya berasal dari bahasa Hindi kata India "Maidan" yang berarti "tanah" atau "tanah" (seperti di Pragati Maidan di Delhi). Salah satu kamus Karo-Indonesia yang ditulis oleh Darwin Prinst SH diterbitkan pada tahun 2002 menulis bahwa Medan juga dapat didefinisikan sebagai "sembuh" atau "lebih baik".
Penghuni pertama dari Medan datang dari orang Melayu dari Semenanjung Melayu, Mandailings dari Kabupaten Tapanuli Selatan dan Karo yang berasal dari dataran tinggi Karo. Itu tidak sampai Sultan Aceh, Sultan Iskandar Muda, mengirimkan panglima perang nya, Gocah Pahlawan Laksamana Khoja Bintan, menjadi Kesultanan perwakilan Aceh di Tanah Deli, bahwa Kesultanan Deli mulai tumbuh. Pertumbuhan ini merangsang pertumbuhan di kedua populasi dan budaya Medan. Pada masa pemerintahan tahun kedua Sultan Deli (antara 1.669-1.698), ada pertempuran kavaleri di Medan.
Medan tidak mengalami perkembangan yang signifikan sampai 1860-an, ketika penjajah Belanda mulai membersihkan lahan untuk perkebunan tembakau. Medan dengan cepat menjadi pusat kegiatan pemerintah dan komersial, mendominasi perkembangan wilayah Indonesia bagian Barat.
Belanda diatur Deli Tanah dari 1658, setelah Sultan Ismail, penguasa Kesultanan Siak, menghasilkan beberapa tanahnya sekali diperintah, Deli, Langkat, dan Serdang. Pada tahun 1915 Medan resmi menjadi ibukota Provinsi Sumatera Utara, dan secara resmi menjadi kota pada tahun 1918.
Saat ini banyak arsitektur Medans bersejarah dari era kolonial dengan cepat sedang dibongkar untuk membuat jalan bagi bangunan modern (mal, garasi, dll).
Berdasarkan buku harian dari pedagang Portugis di awal abad 16, itu menyatakan bahwa nama Medan sebenarnya berasal dari Madinah yang notabene adalah kota suci di barat Arab Saudi. Namun, sumber lain menunjukkan bahwa nama Medan sebenarnya berasal dari bahasa Hindi kata India "Maidan" yang berarti "tanah" atau "tanah" (seperti di Pragati Maidan di Delhi). Salah satu kamus Karo-Indonesia yang ditulis oleh Darwin Prinst SH diterbitkan pada tahun 2002 menulis bahwa Medan juga dapat didefinisikan sebagai "sembuh" atau "lebih baik".
Penghuni pertama dari Medan datang dari orang Melayu dari Semenanjung Melayu, Mandailings dari Kabupaten Tapanuli Selatan dan Karo yang berasal dari dataran tinggi Karo. Itu tidak sampai Sultan Aceh, Sultan Iskandar Muda, mengirimkan panglima perang nya, Gocah Pahlawan Laksamana Khoja Bintan, menjadi Kesultanan perwakilan Aceh di Tanah Deli, bahwa Kesultanan Deli mulai tumbuh. Pertumbuhan ini merangsang pertumbuhan di kedua populasi dan budaya Medan. Pada masa pemerintahan tahun kedua Sultan Deli (antara 1.669-1.698), ada pertempuran kavaleri di Medan.
Medan tidak mengalami perkembangan yang signifikan sampai 1860-an, ketika penjajah Belanda mulai membersihkan lahan untuk perkebunan tembakau. Medan dengan cepat menjadi pusat kegiatan pemerintah dan komersial, mendominasi perkembangan wilayah Indonesia bagian Barat.
Belanda diatur Deli Tanah dari 1658, setelah Sultan Ismail, penguasa Kesultanan Siak, menghasilkan beberapa tanahnya sekali diperintah, Deli, Langkat, dan Serdang. Pada tahun 1915 Medan resmi menjadi ibukota Provinsi Sumatera Utara, dan secara resmi menjadi kota pada tahun 1918.
Saat ini banyak arsitektur Medans bersejarah dari era kolonial dengan cepat sedang dibongkar untuk membuat jalan bagi bangunan modern (mal, garasi, dll).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar